Translate

Minggu, 21 Juli 2013

Makalah Matan keyakinan cita-cita hidup Muhammadiyah






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................              
DAFTAR ISI..............................................................................................         
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...........................................................................              
B.     Rumusan  Masalah.....................................................................         
C.     Tujuan........................................................................................         
BAB II PEMBAHASAN
A.    Matan keyakinan cita-cita hidup Muhammadiyah.....................              
B.     Aqidah islam..............................................................................              
C.     Hubungan matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah dengan aqidah Islam...................................................................................................         
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan....................................................................................              
B.     Saran..........................................................................................              

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................         

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua sehingga penulisan ini dapat terselesaikan sesuai dengan wktu yang diharapkan. Dan tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah Muhammad saw. Sebagai rahmatan lil’alamin.
            Penulisan makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan penyempurnaan nilai terhadap kami selaku mahasiswa di Universitas Muhammadiyah dan pengembangan nilai-nilai keagamaan melalui mata kuliah AIK.
            Tugas hubungan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dengan Akidah Islam ini kami tulis dan kami susun dengan segenap keikhlasan yang kami kumpulkan disela-sela waktu yang sangat sempit.
Dan ucapan terima kasih kepada dosen AIK kami yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada kami menjadi mahasiswa yang berahlak berlandaskan aturan Islam
            Penyusunan makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Wassalam.....!


Makassar, 03 desember 2012

            Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam, salah satunya adalah aqidah.
Maka dari itu makalah kami ini mengangkat topik hubungan antara Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup muhammadiyah dan aqidah islam, agar kita mengerti bagaimana cita-cita hidup muhammadiyah.

B.     Rumusan masalah
1.        Bagaimana sejarah perumusan matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah?
2.        Kemukakan penjelasan tentang aqidah?
3.        Apa hubungan aqidah dan MKCH?

c.     Tujuan
1.        Mengetahui tentang sejarah perumusan matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah.
2.        Memahami tentang aqidah.
3.        Mengetahui hubungan aqidah dan matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah.







BAB II
PEMBAHASAN

A.     Matan Keyakinan Cita-Cita  Hidup Muhammadiyah

1.    Sejarah matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah

Disahkan                        : Pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta
Kedudukan                    : Sebagai hasil tajdid di bidang Ideologi
Disempurnakan             : Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo
Pada periode                  : K.H. Faqih Usman dan K.H. A.R. Fakhrudin

Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpibelaka. Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks cita-cita yang merupakan sebuah impian yang diiringi dengan sebuah keyakinan. Matan Muhammadiyah tersebut yaitu:
1.    Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Artinya: Para sekutu Muhammadiyah harus bersih dari penyakit TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll
2.    Menjadikan Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Artinya: Islam adalah agama untuk semua yang ada di dunia ini, di pelajari oleh siapa saja, dan diamalkan untuk siapa saja adalah menjadi cita-cita Muhammadiyah.
3.    Dalam amalan Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits.
4.    Melaksanakan ajaran-ajaran Islam meliputi segala bidang, baik Akhlak, Aqidah, Ibadah, Muamalah.
                                                                                                       
2.    Isi matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah

1)        Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2)        Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi serta ukhrawi.
3)        Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.    Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b.    Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4)        Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang
a.    Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b.    Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c.    Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d.   Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5)        Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi AllahSWT:
“Baldatun Thayyibatub Wa Robbun Ghofur” (Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
a.    Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
b.    Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.





3.    Hakikat muhammadiyah

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu.
Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

4.    Dasar program muhammadiyah

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:
Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta’at beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.
Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.
Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar-ma’ruf nahi-mungkar ke segenap penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. 
Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya.
1.    Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2.     Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
3.     Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.       Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b.      Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4.     Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT:
“BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”
.

B.     Aqidah Islam

1.    Defenisi aqidah
          Secara etimologis (lughatan), aqidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-  ‘aqidatan. ‘Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh setelah terbentuk menjadi  aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Secara terminologis (istilah), terdapat beberapa definisi, antara lain
1.            Menurut Hasan al-Banna:
        Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib   diyakini kebenarannya oleh hati(mu), mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
       2.      Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
        Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum  (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

2.    Kesan aqidah islam
Aqidah Islam akan melahirkan seseorang atau masyarakat yang mempunyai kepribadian yang unggul yang akhirnya akan dijelmakan melalui tingkah-laku, percakapan dan gerak-geri hati seseorang atau sesebuah masyarakat. Akidah Islam yang telah meresap ke dalam jiwa dan lubuk hati sesseorang akan menimbulkan kesan positif di antaranya dapat kita gariskan seperti berikut:
a.    Akidah Islam melahirkan seorang yang yakin kepada Allah swt yang maha esa. Lantaran itu menggerakkan seluruh tingkah-lakunya, percakapannya dan gerak-gerinya untuk mencari keredhaan Allh swt.
b.    Akidah Islam melahirkan Insan Soleh. Insan yang melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala jenayah dan kemungkaran.
c.    Akidah Islam melahirkan Insan yang mempunyai akhlak cemerlang dan terpuji.
d.   Mengikis sifat-sifat yang buruk dan melahirkan manusia yang bertaqwa, tawadhu", ikhlas, redha, amanah dengan segala sifat terpuji yang lain di samping menyingkirkan sifat-sifat yang buruk seperti dengki, sombong, ria", takabur dan seumpamanya yang boleh membawa masalah sosiol dalam masyarakat.
e.    Aqidah akan melahirkan seseorang atau sesebuah masyarakat yang optimis dan yakin kepada diri sendiri untuk bekerja bagi mencapai kejayaan di dunia di samping tidak lupa mencari keredhaan Allah swt supaya mendapat kebahagian di akhirat.
f.     Aqidah Islam melahirkan Insan dan masyarakat yang teguh pendiriannya, mempunyai prinsip dan tidak mudah terpengaruh dengan persekitaran yang mengancam nilai dan akhlak manusia terutama dengan pelbagai pengaruh hasil kemajuan teknologi maklumat di zaman ini. Ia mampu memilih nilai-nilai yang positif dan menolak nilai-nilai yang negatif yang boleh merusakkan keperibadian Insan dan masyarakat.
g.    Aqidah Islam yang teguh mampu membawa manusia dan masyarakat maju ke hadapan dalam segala bidang. Sejarah membuktikan masyarakat Arab telah berubah daripada satu masyarakat yang tidak dikenali kepada sebuah masyarakat yang digeruni. Akidah Islam telah mengangkat derajat mereka. Mereka menguasai hampir separuh dari bumi ini. Mereka menguasai pentadbiran dan maju dalam pelbagai disiplin ilmu pengetahuan.
h.    Aqidah Islam membentuk manusia berlomba-lomba untuk melakukan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini akan melahirkan masyarakat yang harmoni dan aman tenteram. Tiada jenayah atau pencerobohan ke atas sesiapa disebabkan mereka yakin kepada hari pembalasan.
i.      Aqidah Islam akan melahirkan manusia yang tidak mudah putus asa atau hilang harapan. Iman di dalam hati akan memberi ketenangan yang luar biasa.
j.      Aidah Islam akhirnya melahirkan manusia yang sanggup berjihad ke jalan Allah swt walaupun harta dan nyawa menjadi taruhan. Bilal bin Rabah sanggup mati kerana mempertahankan akidahnya. Keluarga Amar bin Yasir demikian juga. Demikianlah para sahabat sanggup mengorbankan harta dan nyawa untuk mempertahan dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Ini adalah kesan dari Akidah Islam yang meressap di dalam jiwa dan lubuk hati mereka.
k.    Aqidah Islam yang ada dalam hati umat Islam kini mungkin tidak begitu mantap menyebabkan mereka tidak dapat mencapai kegemilangan sebagaimana umat Islam di zaman Nabi Muhammad saw dan para Sahabat. Umat Islam pada hari ini begitu rapuh akidahnya. Lantaran itu mereka amat mudah terpengaruh dengan berbagai-bagai unsur negatif. Kemunduran umat Islam kini karena mereka semakin jauh dari menghayati Akidah Islam yang sebenarnya.

3.    Fungsi Aqidah
 Aqidah adalah dasar, fondasi untuk membangun agama Allah (Dinullah/Islam). Jika diumpamakan sebuah bangunan, semakin tinggi bangunan tersebut, maka harus pula semakin kokoh pondasi yang dibuatnya. Sebab kalau fondasinya lemah maka bangunan tersebut akan mudah runtuh/ambruk.
Seseorang yang memiliki aqidah yang kokoh dan benar, pasti akan memiliki ibadah yang baik dan benar pula, begitu juga cara bermuamalahnya dapat berjalan dengan baik dan lebih lancar. Amalan ibadah seseorang tidak dapat dikatakan mulia jika tidak memiliki iman yang kokoh dan mulia.

4.    Sumber Aqidah Islam
Sumber aqidah islam adalah Al-Quran dan As-sunnah. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa segala sesuatu yang disampaikan oleh Allah dan As-sunnah. Namun, perlu diingat bahwa kemampuan akal pikiran manusia itu sangat terbatas sesuai dengan terbatasnya semua makhluk Allah.

5.    Matlamat dan Objektif Pendidikan Akidah
a.    Mengakui keesaan Allah swt
Matlamat utama pendidikan akidah Islam ialah mendidik manusia supaya mengakui keesaan dan ketunggalan Allah swt sebagai Tuhan yang wajib disembah. Tiada sekutu bagi-Nya. Ini dijelakan oleh Allah swt dalam Q.S Al-ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi



Artinya :

"Katakanlah (wahai Muhammad) Dia ialah Allah Yang Maha Esa. Allah menjadi tumpuan sekelian makhluk untuk memohon sebarang hajat. Ia tiada beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesiapa yang setara denganNya" (al-Ikhlas : 1-4)

Ayat di atas mendidik manusia supaya mengaku keesaan dan kekuasaan Allah swt. Ayat ini diturunkan di Makkah di awal perkembangan Islam. Oleh kerana akidah merupakan asas kepada kekuatan dan pembinaan Islam sebagai al-Din maka wahyu-wahyu yang terawal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menjurus kepada pendidikan Akidah bagi menanam keyakinan yang teguh dalam jiwa manusiatentang keesaan Allah swt.
b.    Melahirkan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah swt
Pendidikan akidah juga penting untuk mendidik manusia supaya patuh dan tunduk kepada kebesaran dan keagongan Allah swt.

c. Membentuk keperibadian insan
Sebagaimana acuan dapat membentuk dan mencorakkan air kandungannya maka demikianlah akidah dapat membentuk dan mendidik orang yang mengambilnya menepati dengan hakikat dan tabiat kemanusiaan yang tulen dan asli seperti yang dikehendaki oleh penciptanya. Pendidikan akidah dapat membentuk sifat-sifat nalurinya, akal fikirannya, iradahnya dan perasaannya. Ringkasnya pendidikan akidah bermanfaat untuk membentuk nilai akhlak dan keperibadian seseorang insan yang akan mencorakkan suluk amali atau gerak laku amal perbuatan selaras dengan peranan dan tanggungjawab manusia sebagai khalifah Allah swt di muka bumi ini. Menurut Mohd Sulaiman Yasin (1987), Akidah Islam ialah akidah yang bersumberkan ketuhanan (akidah Rabbaniyyah) yang tetap, syumul, menyeluruh dan fitrah.
Tabiat akidah yang demikian ialah akidah yang kukuh dan teguh. Hanya akidah yang teguh sahaja dapat membentuk manusia yang teguh dan kukuh. Kekukuhan dan keteguhan akidah ialah kerana kekukuhan dan keteguhan ciri-ciri yang menjadi kandungan akidah itu, yang merangkumi segala hakikat iaitu hakikat ketuhanan, hakikat alam semesta dan hakikat kemanusiaan serta nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Kekukuhan akidah inilah yang akhirnya menjadi sumber kekuatan Islam. Itulah hakikat kekuatan umat Islam, kekuatan jiwa dan rohani serta peribadinya yang menjadi asas kepada kekuatan jasmaninya.
Di dalam sejarah kegemilangan umat Islam yang silam kita mendapati bahawa umat Islam di masa itu telah dibentuk dan dididik oleh akidah yang akhirnya melahirkan kekuatan yang sungguh kental dan luar biasa. Kita lihat sahaja kepada Bilal, bahawa akidah telah memberikan kekuatan kepadanya. Abdul Rahman bin Auf dan Osman bin Affan sanggup membelanjakan hartanya kerana mempertahankan Islam sehingga tiada apa lagi yang dimiliki melainkan Allah swt dan Rasul. Ali bin Abi Talib sanggup mempertaruhkan nyawanya kerana Rasulullah saw dan banyak lagi contoh-contoh yang ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah saw hasil dari pendidikan akidah yang mantap.

C.   Hubungan Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah dan Aqidah Islam

a)   Aqidah sebagai salah satu aspek MKCH Muhammadiyah

Matan keyakinan cita-cita Muhammadiyah terbagi atas beberapa aspek penting salah satunya yaitu aqidah. Keimanan (aqidah) seseorang muslim akan menentukan arah dan tujuan hidupnya, keimanan menjadi landasan bagi segala aspek kehidupan seorang muslim, dimana seluruh aktivitasnya akan senantiasa terikat dari nilai-nilai Islam yang diimaninya. Seorang yang telah beriman dituntut untuk berinteraksi secara totalitas /utuh (kaffah) dengan islam. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-baqarah ayat 208.


Artinya :
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Seungguhnya syaitan itu musuh ysng nyata bagimu. (QS. Al-baqarah (Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam 2): 208)

Dari ayat di atas ada dua hal yang dituntut dari orang beriman. Pertama agar orang-orang mukmin masuk ke dalam Islam secara keseluruhan/utuh (kaffah) yaitu denganmenyerahkan sepenuhnya secara utuh kepada Allah SWT urusan hidup dan kehidupannya, konsepsi dan pemikirannya semata-mata karena Allah. Kedua, agar mereka tidak menerima dan mengikuti langkah-langkah syitan dan thoghut-dajjal.
Menetapkan makna penghambaan kepada Allah SWT dalam diri manusia, manghadapkan aktivitas hati, anggota badan, dan seluruh kehidupan kepada Allah semata sebagaimana firman Allah :



                 Artinya :
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS.al-An’am(6):162.

Menjadikan Allah sebagai stu-satunya tujuan hidup tidak bisa silepaskan dengan pengangkatan kerasulan Muhammad SAW sebagai teladan, panutan, qudwah dalam kehidupan, apakah dalam hal ber-islam, beraqidah, berakhlak, bermu’amalah, beribadah, berekonomi, berpolitik, berperang, berjihad, dan sebagainya. Tanpa adanya tuntutan dari Rasulullah, ibadah sebagai tugas pokok hidup manusia mustahil dapat dilaksanakan dengan benar sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:


Artinya :
Katakanlah:”jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampun dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ibnu katsir mengomentari ayat tersebut sebagai berikut: “Orang yang mengaku cinta kepada Allah tetapi tidak berada di jalan Muhammad (Islam) adalah dusta, sehingga dia harus mengikuti syariat dan Dien dalam seluruh ucapan dan perbuatannya.
Perubahan islami yang menyeluruh dan kepahaman ilmu ‘aqidah yang benar, maka lahir seorang muslim totalitas (kaffah) terhadap Islam karena Islam adalah merupakan sebuah sistem yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia meliputi rohani, aqidah, maupun mentalitasnya, akal dalam hal wawasan pengetahuan, kemampuan ilmunya, jasmaniahnya dalam akhlakq dan aktivitasnya, sehingga Islam itu menurut Hasan al-Banna adalah sebagai berikut “Islam adalah sebuah system menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan, ia adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan ummat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.
Perubahan islami yang menyeluruh dalam kehidupan seorang muslim merupakan suatu proses yang memerlukan waktu. Hal ini sangat  ditentukan oleh kemauan, kesungguhan, dan tingkat pemahaman dan ilmu individu yang bersangkutan, serta faktor eksternal yang mempengaruhi, agar perubahan Islami yang menyeluruh dari kekuatan syahadatain terwujud dan terealisasi dalam kehidupan. Sungguh suatu kenyataan yang menyedihkan jika ternyata kadermujahid dakwah islam sangatlah dangkal pengetahuannya dalam ilmu syar’i tidak menguasai nash-nash al-Qur’hadits, maka akibatnya terjadi penyimpangan aqidah.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Sebagai usaha Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Maka Muhammadiyah melaksanakan usaha berupa matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah. Salah satunya Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang seperti : Aqidah, ibadah. dan muamalah duniawiyah.

B.     Saran
Dalam makalah ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Karena penulis sadar dalam penulisan makalah ini terdapat begitu banyak kekurangan.
Selain itu, penulis juga menyarankan setelah membaca makalah ini  kita semua dapat lebih memahami tentang aqidah Islam dan matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah.





DAFTAR PUSTAKA



http://www.islamgrid.gov.my/articles/akidah/akidah.php






http://dirbas.blogspot.com/2012/07/pengertian-tujuan-dan-manfaat-ilmu_30.html