DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...........................................................................
B. Rumusan
Masalah.....................................................................
C. Tujuan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Matan
keyakinan cita-cita hidup Muhammadiyah.....................
B. Aqidah
islam..............................................................................
C. Hubungan
matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah dengan aqidah Islam...................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua sehingga penulisan ini
dapat terselesaikan sesuai dengan wktu yang diharapkan. Dan tak lupa pula
penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah Muhammad
saw. Sebagai rahmatan lil’alamin.
Penulisan makalah ini merupakan
bentuk kewajiban dan penyempurnaan nilai terhadap kami selaku mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah dan pengembangan nilai-nilai keagamaan melalui mata
kuliah AIK.
Tugas hubungan Matan Keyakinan dan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah dengan Akidah Islam ini kami tulis dan kami susun dengan
segenap keikhlasan yang kami kumpulkan disela-sela waktu yang sangat sempit.
Dan
ucapan terima kasih kepada dosen AIK kami yang telah memberikan banyak arahan
dan bimbingan kepada kami
menjadi
mahasiswa yang berahlak berlandaskan aturan Islam
Penyusunan makalah ini belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun.
Wassalam.....!
Makassar, 03 desember 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Setiap yang hidup pasti
memiliki sebuah cita-cita, bahkan hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita,
dengan cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah
sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi
dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita
itu.
Muhammadiyah bekerja
untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam, salah satunya adalah aqidah.
Maka dari itu makalah
kami ini mengangkat topik hubungan antara Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup
muhammadiyah dan aqidah islam, agar kita mengerti bagaimana cita-cita hidup
muhammadiyah.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana sejarah
perumusan matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah?
2.
Kemukakan penjelasan
tentang aqidah?
3.
Apa hubungan aqidah dan
MKCH?
c.
Tujuan
1.
Mengetahui
tentang sejarah perumusan
matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah.
2.
Memahami tentang aqidah.
3.
Mengetahui hubungan aqidah dan
matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Matan
Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
1.
Sejarah
matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah
Disahkan : Pada
Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta
Kedudukan : Sebagai
hasil tajdid di bidang Ideologi
Disempurnakan
: Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo
Pada periode :
K.H. Faqih Usman dan K.H. A.R. Fakhrudin
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita,
bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita
hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpibelaka. Cita-cita diiringi
dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita
itu.
Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks
cita-cita yang merupakan sebuah impian yang diiringi dengan sebuah keyakinan.
Matan Muhammadiyah tersebut yaitu:
1. Mewujudkan Masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. Artinya: Para sekutu Muhammadiyah harus bersih
dari penyakit TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll
2.
Menjadikan Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Artinya: Islam adalah
agama untuk semua yang ada di dunia ini, di pelajari oleh siapa saja, dan
diamalkan untuk siapa saja adalah menjadi cita-cita Muhammadiyah.
3.
Dalam amalan Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits.
4.
Melaksanakan ajaran-ajaran Islam meliputi segala bidang, baik Akhlak,
Aqidah, Ibadah, Muamalah.
2. Isi matan keyakinan cita-cita hidup muhammadiyah
1)
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah,
bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang
diridhoi Allah SWT, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba
dan khalifah Allah di muka bumi.
2)
Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama
Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,
Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan
hidup materil dan spritual, duniawi serta ukhrawi.
3)
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.
Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW;
b.
Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran
Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4)
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran
Islam yang meliputi bidang-bidang
a.
Aqidah
Muhammadiyah
bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut
ajaran Islam.
b.
Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c.
Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d.
Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua
kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5)
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia
yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan
suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi AllahSWT:
“Baldatun
Thayyibatub Wa Robbun Ghofur” (Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
a.
Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
b.
Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke
41 di Surakarta.
3. Hakikat muhammadiyah
Perkembangan
masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun
karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan
tertentu.
Perubahan itu
menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial,
ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan
perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai
gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai
kepentingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan
gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya ialah
masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridlai Allah SWT.
Dalam melaksanakan
usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang
dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah.
Keyakinan dan
Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan
Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan
masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam
lainnya.
4.
Dasar
program muhammadiyah
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas
dan dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya,
perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:
Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun
sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman
teguh, ta’at beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di
tengah-tengah masyarakat.
Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota
Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap
persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.
Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah
sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar-ma’ruf nahi-mungkar ke segenap
penjuru dan lapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara
Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya.
1.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan Dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah,
bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang
diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba
dan khalifah Allah di muka bumi.
2.
Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya,
sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi
dan ukhrawi.
3.
Muhammadiyah dalam
mengamalkan Islam berdasarkan:
a.
Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW;
b.
Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran
Al-Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4.
Muhammadiyah mengajak
segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah
air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara
Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan
diridhoi Allah SWT:
“BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”.
“BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”.
B.
Aqidah
Islam
1.
Defenisi
aqidah
Secara etimologis (lughatan), aqidah
berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-
‘aqidatan. ‘Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan
kokoh setelah terbentuk menjadi aqidah
berarti keyakinan. Relevansi antara kata aqdan dan aqidah adalah
keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian.
Secara terminologis (istilah), terdapat beberapa
definisi, antara lain
1.
Menurut Hasan al-Banna:
Aqa’id (bentuk
jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati(mu),
mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut
Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh
manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti
dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
2.
Kesan
aqidah islam
Aqidah Islam akan melahirkan
seseorang atau masyarakat yang mempunyai kepribadian yang unggul yang akhirnya
akan dijelmakan melalui tingkah-laku, percakapan dan gerak-geri hati seseorang
atau sesebuah masyarakat. Akidah Islam yang telah meresap ke dalam jiwa dan
lubuk hati sesseorang akan menimbulkan kesan positif di
antaranya dapat kita gariskan seperti berikut:
a. Akidah Islam
melahirkan seorang yang yakin kepada Allah swt yang maha esa. Lantaran itu
menggerakkan seluruh tingkah-lakunya, percakapannya dan gerak-gerinya untuk
mencari keredhaan Allh swt.
b. Akidah Islam
melahirkan Insan Soleh. Insan yang melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah
dan meninggalkan segala jenayah dan kemungkaran.
c. Akidah Islam
melahirkan Insan yang mempunyai akhlak cemerlang dan terpuji.
d. Mengikis
sifat-sifat yang buruk dan melahirkan manusia yang bertaqwa, tawadhu",
ikhlas, redha, amanah dengan segala sifat terpuji yang lain di samping
menyingkirkan sifat-sifat yang buruk seperti dengki, sombong, ria",
takabur dan seumpamanya yang boleh membawa masalah sosiol dalam masyarakat.
e. Aqidah akan
melahirkan seseorang atau sesebuah masyarakat yang optimis dan yakin kepada
diri sendiri untuk bekerja bagi mencapai kejayaan di dunia di samping tidak
lupa mencari keredhaan Allah swt supaya mendapat kebahagian di akhirat.
f. Aqidah Islam
melahirkan Insan dan masyarakat yang teguh pendiriannya, mempunyai prinsip dan
tidak mudah terpengaruh dengan persekitaran yang mengancam nilai dan akhlak
manusia terutama dengan pelbagai pengaruh hasil kemajuan teknologi maklumat di
zaman ini. Ia mampu memilih
nilai-nilai yang positif dan menolak nilai-nilai yang negatif yang boleh merusakkan keperibadian Insan dan masyarakat.
g. Aqidah Islam
yang teguh mampu membawa manusia dan masyarakat maju ke hadapan dalam segala
bidang. Sejarah membuktikan masyarakat Arab telah berubah daripada satu
masyarakat yang tidak dikenali kepada sebuah masyarakat yang digeruni. Akidah
Islam telah mengangkat derajat mereka. Mereka menguasai hampir separuh dari bumi ini. Mereka menguasai
pentadbiran dan maju dalam pelbagai disiplin ilmu pengetahuan.
h. Aqidah Islam
membentuk manusia berlomba-lomba untuk melakukan kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Ini akan
melahirkan masyarakat yang harmoni dan aman tenteram. Tiada jenayah atau
pencerobohan ke atas sesiapa disebabkan mereka yakin kepada hari pembalasan.
i. Aqidah Islam
akan melahirkan manusia yang tidak mudah putus asa atau hilang harapan. Iman di
dalam hati akan memberi ketenangan yang luar biasa.
j. Aidah Islam
akhirnya melahirkan manusia yang sanggup berjihad ke jalan Allah swt walaupun
harta dan nyawa menjadi taruhan. Bilal bin Rabah sanggup mati kerana
mempertahankan akidahnya. Keluarga Amar bin Yasir demikian juga. Demikianlah
para sahabat sanggup mengorbankan harta dan nyawa untuk mempertahan dan menyebarkan
Islam ke seluruh dunia. Ini adalah kesan dari Akidah Islam yang meressap di
dalam jiwa dan lubuk hati mereka.
k. Aqidah Islam
yang ada dalam hati umat Islam kini mungkin tidak begitu mantap menyebabkan
mereka tidak dapat mencapai kegemilangan sebagaimana umat Islam di zaman Nabi Muhammad saw dan para Sahabat. Umat Islam pada hari ini begitu
rapuh akidahnya. Lantaran itu mereka amat mudah terpengaruh dengan
berbagai-bagai unsur negatif. Kemunduran umat Islam kini karena mereka semakin jauh dari menghayati Akidah Islam yang sebenarnya.
3.
Fungsi
Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk membangun
agama Allah (Dinullah/Islam). Jika diumpamakan sebuah bangunan, semakin tinggi
bangunan tersebut, maka harus pula semakin kokoh pondasi yang dibuatnya. Sebab
kalau fondasinya lemah maka bangunan tersebut akan mudah runtuh/ambruk.
Seseorang yang
memiliki aqidah yang kokoh dan benar, pasti akan memiliki ibadah yang baik dan
benar pula, begitu juga cara bermuamalahnya dapat berjalan dengan baik dan
lebih lancar. Amalan ibadah seseorang tidak dapat dikatakan mulia jika tidak
memiliki iman yang kokoh dan mulia.
4.
Sumber
Aqidah Islam
Sumber aqidah
islam adalah Al-Quran dan As-sunnah. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa segala
sesuatu yang disampaikan oleh Allah dan As-sunnah. Namun, perlu diingat bahwa
kemampuan akal pikiran manusia itu sangat terbatas sesuai dengan terbatasnya
semua makhluk Allah.
5.
Matlamat dan Objektif Pendidikan Akidah
a.
Mengakui keesaan Allah swt
Matlamat
utama pendidikan akidah Islam ialah mendidik manusia supaya mengakui keesaan
dan ketunggalan Allah swt sebagai Tuhan yang wajib disembah. Tiada
sekutu bagi-Nya. Ini dijelakan
oleh Allah swt dalam Q.S Al-ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi
Artinya :
"Katakanlah (wahai Muhammad) Dia ialah Allah Yang Maha Esa. Allah menjadi tumpuan sekelian makhluk untuk memohon sebarang hajat. Ia tiada beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesiapa yang setara denganNya" (al-Ikhlas : 1-4)
Ayat di atas
mendidik manusia supaya mengaku keesaan dan kekuasaan Allah swt. Ayat ini
diturunkan di Makkah di awal perkembangan Islam. Oleh kerana akidah merupakan
asas kepada kekuatan dan pembinaan Islam sebagai al-Din maka wahyu-wahyu yang
terawal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menjurus kepada pendidikan
Akidah bagi menanam keyakinan yang teguh dalam jiwa manusiatentang keesaan
Allah swt.
b.
Melahirkan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah
swt
Pendidikan
akidah juga penting untuk mendidik manusia supaya patuh dan tunduk kepada
kebesaran dan keagongan Allah swt.
c. Membentuk keperibadian insan
Sebagaimana acuan dapat membentuk dan mencorakkan air kandungannya maka
demikianlah akidah dapat membentuk dan mendidik orang yang mengambilnya
menepati dengan hakikat dan tabiat kemanusiaan yang tulen dan asli seperti yang
dikehendaki oleh penciptanya. Pendidikan akidah dapat membentuk sifat-sifat
nalurinya, akal fikirannya, iradahnya dan perasaannya. Ringkasnya pendidikan
akidah bermanfaat untuk
membentuk nilai akhlak dan keperibadian seseorang insan yang akan mencorakkan
suluk amali atau gerak laku amal perbuatan selaras dengan peranan dan
tanggungjawab manusia sebagai khalifah Allah swt di muka bumi ini. Menurut Mohd
Sulaiman Yasin (1987), Akidah Islam ialah akidah yang bersumberkan ketuhanan
(akidah Rabbaniyyah) yang tetap, syumul, menyeluruh dan fitrah.
Tabiat akidah yang demikian ialah akidah yang kukuh dan teguh. Hanya akidah
yang teguh sahaja dapat membentuk manusia yang teguh dan kukuh. Kekukuhan dan
keteguhan akidah ialah kerana kekukuhan dan keteguhan ciri-ciri yang menjadi
kandungan akidah itu, yang merangkumi segala hakikat iaitu hakikat ketuhanan,
hakikat alam semesta dan
hakikat kemanusiaan serta nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Kekukuhan akidah inilah yang akhirnya menjadi sumber kekuatan Islam. Itulah
hakikat kekuatan umat Islam, kekuatan jiwa dan rohani serta peribadinya yang
menjadi asas kepada kekuatan jasmaninya.
Di dalam sejarah kegemilangan umat Islam yang silam kita mendapati bahawa
umat Islam di masa itu telah dibentuk dan dididik oleh akidah yang akhirnya
melahirkan kekuatan yang sungguh kental dan luar biasa. Kita lihat sahaja
kepada Bilal, bahawa akidah telah memberikan kekuatan kepadanya. Abdul Rahman
bin Auf dan Osman bin Affan sanggup membelanjakan hartanya kerana
mempertahankan Islam sehingga tiada apa lagi yang dimiliki melainkan Allah swt
dan Rasul. Ali bin Abi Talib sanggup mempertaruhkan nyawanya kerana Rasulullah
saw dan banyak lagi contoh-contoh yang ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah
saw hasil dari pendidikan akidah yang mantap.
C.
Hubungan
Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah dan Aqidah Islam
a)
Aqidah
sebagai salah satu aspek MKCH Muhammadiyah
Matan keyakinan
cita-cita Muhammadiyah terbagi atas beberapa aspek penting salah satunya yaitu
aqidah. Keimanan (aqidah) seseorang muslim akan menentukan arah dan tujuan
hidupnya, keimanan menjadi landasan bagi segala aspek kehidupan seorang muslim,
dimana seluruh aktivitasnya akan senantiasa terikat dari nilai-nilai Islam yang
diimaninya. Seorang yang telah beriman dituntut untuk berinteraksi secara
totalitas /utuh (kaffah) dengan islam. Sebagaimana firman Allah dalam surah
al-baqarah ayat 208.
Artinya
:
keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Seungguhnya syaitan itu musuh
ysng nyata bagimu. (QS. Al-baqarah (Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam 2): 208)
Dari
ayat di atas ada dua hal yang dituntut dari orang beriman. Pertama agar
orang-orang mukmin masuk ke dalam Islam secara keseluruhan/utuh (kaffah) yaitu
denganmenyerahkan sepenuhnya secara utuh kepada Allah SWT urusan hidup dan
kehidupannya, konsepsi dan pemikirannya semata-mata karena Allah. Kedua, agar
mereka tidak menerima dan mengikuti langkah-langkah syitan dan thoghut-dajjal.
Menetapkan
makna penghambaan kepada Allah SWT dalam diri manusia, manghadapkan aktivitas
hati, anggota badan, dan seluruh kehidupan kepada Allah semata sebagaimana
firman Allah :
Artinya :
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidup dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS.al-An’am(6):162.
Menjadikan
Allah sebagai stu-satunya tujuan hidup tidak bisa silepaskan dengan
pengangkatan kerasulan Muhammad SAW sebagai teladan, panutan, qudwah dalam
kehidupan, apakah dalam hal ber-islam, beraqidah, berakhlak, bermu’amalah,
beribadah, berekonomi, berpolitik, berperang, berjihad, dan sebagainya. Tanpa
adanya tuntutan dari Rasulullah, ibadah sebagai tugas pokok hidup manusia
mustahil dapat dilaksanakan dengan benar sebagaimana firman Allah SWT sebagai
berikut:
Artinya :
Katakanlah:”jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampun dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Ibnu
katsir mengomentari ayat tersebut sebagai berikut: “Orang yang mengaku cinta
kepada Allah tetapi tidak berada di jalan Muhammad (Islam) adalah dusta,
sehingga dia harus mengikuti syariat dan Dien dalam seluruh ucapan dan perbuatannya.
Perubahan
islami yang menyeluruh dan kepahaman ilmu ‘aqidah yang benar, maka lahir
seorang muslim totalitas (kaffah) terhadap Islam karena Islam adalah merupakan
sebuah sistem yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia meliputi
rohani, aqidah, maupun mentalitasnya, akal dalam hal wawasan pengetahuan,
kemampuan ilmunya, jasmaniahnya dalam akhlakq dan aktivitasnya, sehingga Islam
itu menurut Hasan al-Banna adalah sebagai berikut “Islam adalah sebuah system
menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan, ia adalah negara dan tanah
air, pemerintahan dan ummat, akhlaq dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan,
peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam,
penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, aqidah yang
lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.
Perubahan
islami yang menyeluruh dalam kehidupan seorang muslim merupakan suatu proses
yang memerlukan waktu. Hal ini sangat
ditentukan oleh kemauan, kesungguhan, dan tingkat pemahaman dan ilmu
individu yang bersangkutan, serta faktor eksternal yang mempengaruhi, agar
perubahan Islami yang menyeluruh dari kekuatan syahadatain terwujud dan
terealisasi dalam kehidupan. Sungguh suatu kenyataan yang menyedihkan jika
ternyata kadermujahid dakwah islam sangatlah dangkal pengetahuannya dalam ilmu
syar’i tidak menguasai nash-nash al-Qur’hadits, maka akibatnya terjadi
penyimpangan aqidah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai usaha
Muhammadiyah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Maka Muhammadiyah
melaksanakan usaha berupa matan keyakinan
dan cita-cita hidup Muhammadiyah. Salah satunya Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang seperti : Aqidah,
ibadah. dan muamalah duniawiyah.
B.
Saran
Dalam makalah
ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun. Karena penulis sadar dalam penulisan makalah ini terdapat begitu banyak
kekurangan.
Selain itu,
penulis juga menyarankan setelah membaca makalah ini kita semua dapat lebih memahami tentang
aqidah Islam dan matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.islamgrid.gov.my/articles/akidah/akidah.php
http://dirbas.blogspot.com/2012/07/pengertian-tujuan-dan-manfaat-ilmu_30.html